Usia 0-6 tahun atau golden age menjadi periode penting bagi anak karena pada tahap ini, anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, baik secara fisik, emosional, maupun intelektual.
Hal ini ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 yang mendefinisikan anak sejak dalam kandungan hingga usia enam tahun memasuki masa emas (the golden period) yang krusial untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik, dan moral anak melalui pengalaman dan interaksi.
Memahami dan mendukung aspek perkembangan anak usia dini sangatlah penting untuk membentuk dasar yang kuat bagi kehidupan mereka di masa depan.
Di usia ini, anak-anak belajar memahami dunia di sekitar mereka dan mulai mengembangkan keterampilan dasar yang akan mereka gunakan sepanjang hidup.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014, terdapat enam aspek utama perkembangan anak yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan pendidik.
Masing-masing aspek ini memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kemampuan anak.
Saat kecil, anak-anak akan berusaha belajar mengendalikan otot-otot besar dan kecil mereka. Tujuannya agar bisa berjalan, berlari, menggambar ataupun melakukan aktivitas fisik lainnya..
Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan tubuh anak dan peningkatan keterampilan motorik mereka.
Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik kasar melibatkan penggunaan otot-otot besar, terutama pada kaki, untuk melakukan gerakan yang lebih besar. Contohnya meliputi:
Berjalan.
Berlari.
Melompat.
Memanjat.
dsb.
Perkembangan Motorik Halus
Sebaliknya, perkembangan motorik halus berfokus pada kontrol otot-otot kecil di tangan dan jari. Keterampilan ini memungkinkan anak untuk melakukan gerakan yang lebih presisi, seperti:
Menggambar.
Melukis.
Menulis.
Menggunakan sendok.
Perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan anak untuk berpikir, belajar, dan memecahkan masalah.
Dengan Stimulasi kognitif yang tepat, kecerdasan anak akan mulai berkembang. Cara seperti ini bisa dilatih dengan bermain puzzle dan membaca buku untuk membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas sedini mungkin.
Mampu meniru suara.
Mulai mencari objek yang disembunyikan.
Mengenali dan memahami perbedaan warna, ukuran, dan bentuk.
Bisa mengurutkan benda berdasarkan warna atau ukuran.
Mampu menyebut dan menunjuk objek dalam gambar, baik diminta maupun spontan.
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan sering bertanya "Kenapa?".
Mampu menghitung.
Bisa menceritakan kembali sebagian cerita yang ia dengar.
Baca juga: 10 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Aspek sosial dan emosional mencakup kemampuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengelola emosi.
Mengajarkan anak untuk mengenali dan mengekspresikan emosi mereka dengan sehat dapat membantu mengembangkan kemampuan sosial dan emosional yang kuat.
Beberapa kriterianya mencakup:
Menunjukkan empati.
Menunjukkan kesedihan.
Ekspresi diri.
Interaksi dengan teman sebaya.
Perkembangan bahasa sangat penting untuk komunikasi dan pembelajaran. Umumnya, ada 3 komponen utama yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak, yaitu:
Memahami Bahasa: Kemampuan memahami cerita, perintah, aturan, dan menghargai bacaan.
Mengekspresikan Bahasa: Mampu bertanya, menjawab, berkomunikasi lisan, menceritakan kembali, serta mengekspresikan perasaan dan ide.
Keselarasan: Pemahaman hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita.
Anak-anak usia dini mulai memahami dan menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan diri mereka.
Membaca buku, berbicara, dan bermain permainan kata dapat membantu memperkaya kosakata dan kemampuan berbahasa anak sejak dini.
Pada tahap ini, anak-anak mulai memahami konsep benar dan salah. Mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kerjasama, dan tanggung jawab penting untuk membentuk karakter anak.
Para orang tua bisa memberikan contoh dengan cara mengajarkan bagaimana memiliki perilaku yang baik di lingkungan.
Dengan begitu, anak-anak bisa meniru contoh yang baik.
Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan mengungkapkan diri secara unik.
Anak-anak usia dini memiliki imajinasi yang tinggi dan senang bereksperimen dengan berbagai bentuk seni dan permainan.
Memberikan ruang bagi mereka untuk berkreasi dapat mendorong perkembangan kreativitas dan inovasi mereka.
Berikan anak ruang berkreasi seperti melukis, bermain alat musik, menarik, bernyanyi, menyusun puzzle, merangkai bunga, hingga permainan lainnya.
Pertumbuhan fisik anak usia dini sangat bergantung pada nutrisi yang diperoleh dari makanan dan minuman sehari-hari; asupan gizi yang baik akan mendukung tumbuh kembang yang optimal.
Baca juga: 7 Hal yang Mengancam Tumbuh Kembang Anak! Kenali Berbagai Faktornya
Dilansir jawaban dari Kemdikbud.go.id, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua yaitu dengan:
Memenuhi asupan nutrisi anak.
Menjaga kebersihan anak.
Mengajak anak aktif bergerak.
Mematuhi jadwal imunisasi anak.
Setelah memastikan semua kebutuhan tersebut tercukupi, para orang tua juga bisa melihat ciri tumbuh kembang anak yang sehat melalui tanda-tanda berikut ini.
Tumbuh kembang yang selaras dengan usianya.
Postur tubuh tegak dan berisi.
Kebersihan dan kesehatan rambut, kulit, serta kuku yang terjaga.
Nafsu makan yang baik dan pola buang air besar yang teratur.
Kemampuan bergerak aktif dan berkomunikasi dengan lancar sesuai perkembangan.
Kualitas tidur yang nyenyak dan durasi yang memadai.
Untuk mendukung kebutuhan perkembangan ini, pemerintah telah menetapkan standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Early Childhood Education (ECE).
Berdasarkan data dari Kemendikdasmen.go.id
Terdapat 4 tempat media belajar anak mulai dari:
SPS (Satuan PAUD Sejenis) adalah bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
KB (Kelompok Bermain)
TPA (Taman Penitipan Anak)
TK (Taman Kanak-Kanak).
Dari data olahan tersebut, dihasilkan kesimpulan bahwa terjadi perkembangan tempat media belajar anak dari tahun 2022/2023 sampai 2024/2025:
193.260 (2022/2023)
197.055 (2023/2024) (+1,96% dari tahun sebelumnya)
198.482 (2024/2025) (+0,72% dari tahun sebelumnya)
Pendidikan dan stimulasi yang tepat pada tahap ini dapat meningkatkan potensi mereka, mempersiapkan mereka untuk tantangan akademik, sosial, dan emosional di masa depan.
Dengan tim dokter spesialis anak, psikolog, dan terapis yang berpengalaman, RSIA Kemang Medical Care secara aktif terlibat dalam pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini masalah perkembangan, serta intervensi yang diperlukan.
Kami menyediakan berbagai layanan seperti skrining perkembangan, stimulasi, dan konseling orang tua untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan dukungan optimal untuk mencapai potensi sepenuhnya
Bagi Anda yang ingin berkonsultasi, silahkan lihat jadwal Konseling Psikologi di RSIA Kemang Medical Care untuk mendapatkan edukasi lebih lanjut terkait cara stimulasi perkembangan buah hati mereka sejak dini.
Sumber:
https://umkuningan.ac.id/post/detail/6.aspek.perkembangan.anak.usia.dini.html. Diakses 3 Juni 2025.
https://repositori.kemdikbud.go.id/12860/1/Permendikbud%20No.%20137%20Tahun%202014%20-%20SN-PAUD.pdf. Diakses 3 Juni 2025.
https://repositori.kemdikbud.go.id/20664/1/01%20Menjaga%20Kesehatan%20AUD.pdf. Diakses 3 Juni 2025.
https://www.bps.go.id/id/publication/2023/12/12/e9b0a9a0adcffefb137e0d0d/profil-anak-usia-dini-2023.html. Diakses 3 Juni 2025.
https://data.kemendikdasmen.go.id/publikasi/p/pauddasmen-buku-statistik/statistik-pendidikan-anak-usia-dini-paud-tahun-2024-2025-2025. Diakses 3 Juni 2025.