Bagi sebagian orang tua mungkin istilah ini masih terdengar baru atau cukup asing, apa sih itu masalah sensori integrasi pada anak?
Pengertian gangguan sensori integrasi atau Sensory Processing Disorder (SPD) adalah kondisi di mana otak mengalami kesulitan dalam memproses dan mengintegrasikan informasi yang diterima melalui semua indera.
Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi, berinteraksi, bahkan dalam merespon dan melakukan berbagai aktivitas fisik.
Memahami faktor-faktor yang menyebabkan gangguan ini dapat membantu orang tua dan pengasuh untuk memberikan dukungan yang tepat bagi anak-anak yang mengalaminya.
Penelitian yang dilakukan dari Health Line menyimpulkan bahwa anak-anak dengan yang memiliki masalah dengan bagian sensor saraf dapat menyebabkan sensitivitas berlebih dari cahaya, suara, ataupun sentuhan fisik.
Dengan adanya gangguan pemrosesan sensorik membuat anak menjadi sangat sensitif atau bahkan tidak memiliki reaksi ketika dihadapkan dengan rangsangan sensori dari kelima indera pada umumnya.
Berikut ini beberapa jenis gangguan sensor motorik anak pada umumnya.
Gangguan auditory (pendengaran).
Gangguan gustatory (rasa).
Gangguan olfactory (penciuman).
Gangguan proprioseptif (sendi).
Gangguan tactil (raba).
Gangguan vestibular (keseimbangan).
Gangguan visual (penglihatan).
Gangguan sensori integrasi dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan fisik, emosional, dan sosial.
Anak-anak dengan gangguan ini mungkin mengalami kesulitan dalam belajar, berinteraksi dengan teman sebaya, dan mengelola emosi mereka.
Beberapa tanda yang umum terlihat pada anak-anak dengan gangguan sensori integrasi meliputi:
Motorik: Sulit mengkoordinasikan gerakan, sering jatuh, atau kesulitan melakukan aktivitas fisik.
Sensorik: Sangat sensitif atau tidak sensitif terhadap sentuhan, suara, cahaya, atau bau.
Perilaku: Hiperaktif, impulsif, mudah marah, atau justru terlalu pasif dan pendiam.
Sosial: Sulit berinteraksi dengan teman sebaya, mudah marah, atau sulit mengikuti aturan.
Akademik: Mengalami kesulitan belajar, kesulitan berkonsentrasi, atau sering lupa.
Karena berhubungan dengan sensor saraf dari otak, gangguan sensori integrasi ini umumnya ditemukan pada beberapa kasus untuk anak berkebutuhan khusus, seperti:
Asperger’s Syndrome (AS).
Autism Spectrum Disorder (ASD).
Cerebral Palsy (CP).
Developmental Delay (DD).
Down Syndrome (DS).
Hyperactivity Disorder (ADHD).
Learning Disability (LD).
Retardasi Mental (RM).
Speech Delay (SD).
Baca juga: Fisioterapi Untuk Mengatasi Keterlambatan Fungsi Motorik Anak
Gangguan pemrosesan sensorik pada anaknya, umumnya disebabkan dengan masalah prenatal atau kelahiran yang mempengaruhi sistem saraf selama masa perkembangan, seperti:
Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan perkembangan lebih rentan mengalami masalah gangguan saraf karena adanya DNA yang menurun.
Selain itu, faktor biologis lainnya, seperti komplikasi selama kehamilan atau kelahiran prematur, juga dapat meningkatkan risiko gangguan pada saraf.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, tingkat kesehatan gizi ibu hamil dan menyusui sangat berpengaruh pada kesehatan dan tumbuh kembang bayi.
Apabila seorang ibu hamil kurang gizi maka bisa mengakibatkan kemungkinan berat badan lahir rendah sebanyak 13% pada bayi (BBLR) di Indonesia selama 10 tahun terakhir.
Selain itu, masalah ini juga meningkatkan risiko kematian neonatal dan kejadian stunting pada usia dua tahun.
Ketika ibu hamil mengalami stres, tubuhnya akan melepaskan hormon kortisol. Hormon ini dapat mempengaruhi perkembangan otak janin, termasuk bagian yang bertanggung jawab untuk memproses informasi sensorik.
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memiliki peran penting dalam pembentukan kemampuan sensori integrasi.
Apabila anak berada dalam lingkungan yang kurang stimulasi atau terlalu banyak stimulasi dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam pemrosesan sensorik anak.
Stres yang dialami pada masa kanak-kanak dapat berdampak signifikan pada perkembangan otak dan kemampuan sensori integrasi.
Anak-anak yang mengalami trauma mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur respons sensorik mereka.
Kekurangan nutrisi penting, seperti zat besi dan asam lemak omega-3, dapat mengganggu fungsi otak dan menyebabkan ketidakseimbangan sistem sensor motorik pada tumbuh kembang anak.
Konsumsi obat-obatan dan alkohol selama masa kehamilan dapat berdampak serius pada pertumbuhan dan perkembangan janin, karena dapat menyebabkan perubahan pada struktur otak janin, yang dapat berdampak pada fungsi kognitif dan motorik.
Zat-zat berbahaya dalam obat dan alkohol dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak janin. Zat-zat tersebut juga dapat merusak jaringan saraf yang sedang berkembang, sehingga mengganggu kemampuan otak dalam memproses informasi.
Perlu dipahami bahwa di dalam otak manusia ada yang disebut neurotransmitter yang berperan penting dalam transmisi sinyal saraf. Konsumsi obat dan alkohol dapat mengganggu keseimbangan neurotransmitter dan menyebabkan berbagai masalah untuk tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu, ibu hamil dan keluarga sebaiknya rutin kontrol ke dokter kandungan untuk berkonsultasi seputar masalah kehamilan untuk mencegah masalah ini.
RSIA Kemang Medical Care memiliki Klinik Kebidanan dan Kandungan yang bisa membantu Anda memberikan rekomendasi atau saran yang baik selama menjalani masa kehamilan mulai dari trimester awal hingga akhir.
Baca juga: “Anakku Usia 2 Tahun Kok Belum Bisa Ngomong?”
Terapi okupasi adalah salah satu pendekatan yang paling umum digunakan untuk membantu anak-anak dengan gangguan sensori integrasi.
Terapis okupasi bekerja dengan anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sensorik dan motorik, seperti angkat latihan fisik dan koordinasi gerak.
Terapi okupasi dan fisik merupakan bagian dari terapi integrasi sensori. Pendekatan ini dapat membantu anak-anak mempelajari cara merespons indra mereka dengan tepat, seperti bermain ayunan, bermain alat musik, bermain puzzle, merangkak, mendorong benda berat, bermain dengan cahaya, dll.
Berdasarkan keterangan dari kms.kemkes.go.id, menyatakan bahwa program sensori integrasi efektif untuk anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang, strategi yang dilakukan dalam memberikan program terapi ini meliputi: sensory motor (S), appropriate (A), fun (F) dan Easy (E).
Memberikan dukungan emosional yang kuat sangat penting bagi anak-anak dengan gangguan sensori integrasi. Orang tua diharapkan mampu memberikan dukungan positif yang membantu anak merasa dicintai dan diterima.
Anak-anak yang mengalami kurangnya interaksi positif dengan orang lain mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sensorik yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Menciptakan lingkungan yang mendukung di rumah dan sekolah dapat membantu anak-anak merasa lebih nyaman dan aman dalam belajar mengembangkan diri.
RSIA Kemang Medical Care hadir dengan Klinik Tumbuh Kembang Anak untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak Indonesia.
Melalui deteksi dini, kami membantu anak mencapai potensi terbaiknya dan memastikan agar anak tumbuh optimal.
Dengan layanan terpadu di Klinik Tumbuh Kembang Anak, RSIA Kemang Medical Care membantu anak mencapai tahap perkembangan sesuai usianya.
Kami juga memiliki tim dokter berpengalaman yang mampu mengatasi masalah sensori integrasi pada anak dengan serangkaian terapi khusus.
Untuk Anda yang ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis kami, silahkan hubungi kami di sini.
Referensi:
https://www.bps.go.id/id/publication/2024/12/31/a919c55a72b74e33d011b0dc/profil-kesehatan-ibu-dan-anak-2024.html. Diakses 12 Januari 2025.
https://kms.kemkes.go.id/contents/1718851442402-SENSORIINTEGRASIPADAANAKDAMPAKSTUNTINGDANWASTINGDENGANTEKNIKKOLABORASITERAPIYANGAPLIKATIFEFEKTIFDANEFISIENfixed.pdf. Diakses 12 Januari 2025.
https://www.healthline.com/health/adhd/signs#signs-in-children. Diakses 12 Januari 2025.