• 021-7883886

    Please feel free to contact our friendly reception staff with any general or medical enquiry.

post image

Ciri Anak Kekurangan Zat Besi - Penyebab, Dampak, dan Tindakan Pengobatannya

Zat besi adalah mineral penting yang berperan mendukung tumbuh kembang anak karena berperan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, mendukung fungsi otak, dan menjaga sistem imun. 

Kekurangan zat besi, terutama pada anak-anak, dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, yang berdampak serius pada kesehatan fisik, kognitif, dan perilaku anak. 

Berdasarkan data dari National Institutes of Health (NIH), masalah kekurangan zat besi sebagian besar 50% menyebabkan seseorang terkena anemia dan masalah anemia ini dialami hampir hampir 25% di seluruh dunia.

Mengapa Zat Besi Penting untuk Anak?

Zat besi tidak hanya berperan dalam pembentukan hemoglobin, tetapi juga mendukung perkembangan saraf untuk perkembangan kognitif dan motorik anak. 

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kekurangan zat besi pada anak di bawah usia dua tahun dapat menyebabkan anak lebih lambat merespons, mudah marah, dan sulit mengendalikan diri, dengan dampak jangka panjang yang berpotensi bertahan hingga dewasa. 

Dilansir dari situs Ayo Sehat - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kebutuhan zat besi harian bervariasi sesuai usia dan jenis kelamin:

  • Anak di atas satu tahun memerlukan 7-10 mg.

  • Remaja di atas 12 tahun butuh 11-15 mg.

  • Dewasa perempuan (di atas 18 tahun) memerlukan 18 mg, sedangkan laki-laki hanya 9 mg.

Penyebab Kekurangan Zat besi pada anak

  • Kurangnya asupan nutrisi: Kurangnya sumber zat besi hewani seperti daging merah, hati ayam, ikan, telur jeruk, stroberi, paprika, dll.

  • Konsumsi obat-obatan tertentu: Kondisi medis atau konsumsi berlebihan zat yang menghambat penyerapan zat besi (contohnya, kalsium atau tanin dalam teh).

  • Kekurangan darah: Jarang terjadi, namun bisa jadi penyebab pada anak.

  • Lahir prematur: Bayi yang lahir prematur diakibatkan karena kurangnya zat besi yang bisa membuatnya tidak tumbuh kembang secara optimal seperti mengalami berat badan lahir rendah. 

Dampak Kekurangan Zat Besi pada Anak

Kekurangan zat besi pada anak memerlukan penanganan cepat karena bisa berakibat serius pada tumbuh kembangnya. Jika terus dibiarkan, anak berisiko mengalami:

  • Anemia kronis yang melemahkan daya tahan tubuh dan menghambat pertumbuhan.

  • Menurunkan sistem imun tubuh, membuat mereka mudah sakit karena metabolisme tubuh tidak optimal.

  • Gangguan fungsi kognitif karena zat besi penting bagi kecerdasan otak.

  • Pertumbuhan terhambat.

  • Penurunan nafsu makan.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa anemia menjadi masalah umum pada anak-anak, dengan tingkat penyebaran 23,8% pada usia 0-4 tahun dan 16,3% pada usia 5-14 tahun. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan bahwa defisiensi besi adalah penyebab utama sebagian besar kasus anemia pada anak dan wanita, yaitu sekitar 42-50%.

Pemerintah Indonesia serius menangani masalah ini. Melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 13/2022, anemia telah ditetapkan sebagai prioritas dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024 agar tumbuh kembang anak lebih sehat dan optimal. 

Baca juga: Gangguan Tumbuh Kembang Anak - Kenali Ciri, Jenis, dan Penyebabnya 

Ciri-Ciri Anak Kekurangan Zat Besi

Berikut adalah ciri-ciri yang perlu diwaspadai oleh para orang tua ketika anaknya mengalami kekurangan zat besi dalam tubuh.

1. Kulit Pucat

Salah satu tanda paling umum adalah kulit anak yang tampak pucat, terutama pada telapak tangan, bibir, gusi, dan bagian dalam kelopak mata bawah. 

Kekurangan zat besi mengurangi hemoglobin dalam sel darah merah, menyebabkan kulit tampak pucat dan menjadi tanda awal anemia.

Ini terjadi karena rendahnya kadar hemoglobin, yang memberikan warna merah pada darah. Kekurangan hemoglobin yang disebabkan oleh minimnya zat besi membuat darah tidak merah pekat, sehingga mempengaruhi warna kulit.  

2. Mudah Lelah

Anak yang kekurangan zat besi sering merasa lelah meski telah beristirahat cukup. Kelelahan ini bukan sekadar rasa mengantuk, melainkan kehilangan energi yang memengaruhi aktivitas sehari-hari, seperti bermain atau belajar. 

Kekurangan oksigen akibat rendahnya hemoglobin membuat otot dan jaringan tubuh kekurangan energi

3. Sesak Napas dan Detak Jantung Tidak Teratur

Kurangnya oksigen dalam darah dapat menyebabkan anak mengalami sesak napas, terutama saat beraktivitas fisik. 

4. Sulit Fokus

Kekurangan zat besi mempengaruhi fungsi otak, menyebabkan anak menjadi lebih rewel, mudah marah, atau sulit berkonsentrasi sehingga membuat perilaku mereka menjadi impulsif dan kesulitan mengendalikan emosi.

5. Kuku Mudah Patah

Kuku yang mudah patah atau berbentuk seperti sendok (koilonychia) adalah tanda anemia defisiensi besi yang parah. 

6. Lebih Mudah Sakit

Zat besi mendukung sistem imun anak. Kekurangan zat besi membuat anak lebih mudah sakit, seperti batuk, pilek, atau diare. 

Selain itu, pertumbuhan fisik seperti kenaikan berat badan dan tinggi badan bisa terhambat, bahkan meningkatkan risiko stunting

7. Sakit Kepala atau Pusing

Kurangnya pasokan oksigen yang tidak memadai ke otak dapat menyebabkan sakit kepala ringan atau sensasi pusing, terutama saat berdiri atau melakukan gerakan cepat.

8. Napas Pendek (Dispnea) saat Beraktivitas

Bahkan aktivitas fisik ringan seperti berjalan atau berlari sebentar bisa membuat anak terengah-engah.

Ini adalah tanda bahwa tubuh berusaha keras untuk mendapatkan oksigen yang cukup meskipun pasokannya terbatas.

Baca juga: 10 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 

9. Nafsu Makan Berkurang

Penurunan zat besi mengganggu produksi hormon ghrelin (hormon lapar), membuat anak kehilangan selera makan.

10. Berat Badan Stagnan

Metabolisme energi menurun, menyebabkan nafsu makan berkurang dan anak lesu, yang berujung pada keterlambatan kenaikan berat badan.

11. Lemas Tidak Bertenaga

Produksi sel darah merah yang berkurang menyebabkan jumlah oksigen dan energi ke seluruh tubuh tidak optimal, sehingga anak selalu merasa lemas.

Tindakan Pengobatan 

Dilansir dari situs ayosehat.kemkes.go.id, ada serangkaian tes yang bisa dilakukan untuk mengecek masalah zat besi anak, yaitu dengan

  • Pemeriksaan fisik.

  • Tes darah.

  • Tes penyerapan zat besi.

Bila memang hasil menunjukkan adanya gangguan zat besi, bisa mulai mengkonsumsi suplemen penambah zat besi dan meningkatkan asupan asupan makanan kaya zat besi seperti daging merah dan buah atau sayur tinggi zat besi.

Namun, hal ini harus dengan anjuran dokter sebagai bukti analisa medis yang akurat.

RSIA Kemang Medical Care memahami bahwa nutrisi memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, termasuk dalam mengatasi masalah kekurangan zat besi. 

Melalui poliklinik anak, RSIA Kemang Medical Care menyediakan layanan komprehensif mulai dari diagnosis dini, penanganan medis, hingga edukasi gizi bagi orang tua. 

Kami berkomitmen untuk membantu si kecil mendapatkan asupan zat besi yang cukup, memastikan mereka tumbuh sehat, cerdas, dan aktif melalui rekomendasi medis yang diberikan.

Untuk berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi RSIA Kemang Medical Care, silahkan buat appointment di sini.


 

Sumber: 

  • https://www.idionline.org/article/pb-idi-gelar-expert-meeting-for-iron-deficiency-anemia-management#:~:text=Berdasarkan%20data%20yang%20didapatkan%20dari%20Survey%20Kesehatan,pada%20anak%20dan%20wanita%20umumnya%20terjadi%20akibat. Diakses 14 Juni 2025.

  • https://www-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goog/books/NBK448065/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc. Diakses 14 Juni 2025.

  • https://lms.kemkes.go.id/courses/f56acbd3-b139-463a-8916-cd35b10b1652. Diakses 14 Juni 2025.

  • https://rsudnarmada.lombokbaratkab.go.id/artikel/kenali-5-ciri-ciri-anak-kekurangan-zat-besi-wajib-waspada. Diakses 14 Juni 2025.

  • https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/defisiensi-nutrisi/kekurangan-zat-besi. Diakses 14 Juni 2025.

  • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240328/5345190/lengkapi-gizi-dengan-zat-besi. Diakses 14 Juni 2025.

  • https://farmalkes.kemkes.go.id/unduh/permenkes-13-2022. Diakses 14 Juni 2025.

Share
Untitled-1
WhatsApp Appointment
search-icon-white (1)
Find a Doctor
Untitled-1
Mobile Apps
Untitled-1
Emergency 24 Hours