Tumbuh kembang anak merupakan fase penting yang harus diperhatikan oleh para orang tua. Pada dasarnya, tumbuh kembang anak mencakup dua aspek utama yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik.
Pertumbuhan fisik mengacu pada peningkatan ukuran tubuh dan organ-organ tubuh, sedangkan perkembangan motorik melibatkan perubahan kemampuan kognitif, emosional, sosial, dan bahasa anak.
Periode tumbuh kembang anak secara umum dibagi menjadi empat tahapan penting, yaitu:
Prenatal atau masa kehamilan.
Bayi 0-12 bulan.
Balita 12-60 bulan atau 1-5 tahun.
Prasekolah 60-72 bulan atau 5-6 tahun.
Namun, ada berbagai faktor yang dapat menghambat proses ini dan menghalangi anak mencapai potensi maksimalnya.
Memahami faktor-faktor ini penting bagi orang tua, pendidik, dan profesional kesehatan untuk memberikan dukungan yang tepat kepada anak-anak kita.
Berikut ini hambatan-hambatan yang menjadi faktor utama penghambat tumbuh kembang anak.
Gen memainkan peran penting dalam membentuk kesehatan fisik dan mental anak. Sayangnya, beberapa anak terlahir dengan kelainan genetik akibat perubahan DNA.
Dilansir dari Marquette University, gen menentukan sekitar 80% tinggi badan dan 20% dari nutrisi. Anak-anak yang lahir dari orang tua yang pendek cenderung memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan anak-anak dari orang tua yang tinggi.
Kondisi seperti down syndrome dan kelainan kromosom dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kebutuhan nutrisi yang cukup berguna untuk memaksimalkan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak.
Kekurangan gizi dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, contohnya kurang asupan protein dan kalori dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, sedangkan kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia dan masalah konsentrasi.
Penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan makanan bergizi seimbang, dengan memperhatikan kebutuhan protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral yang cukup.
Lingkungan tempat anak tumbuh memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan mereka. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang aman dan penuh cinta cenderung berkembang dengan baik secara emosional dan sosial.
Sebaliknya, lingkungan yang tidak sehat seperti banyak polusi, bahan kimia berbahaya, dan sanitasi yang buruk dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.
Aktivitas seperti membaca, bermain dengan teman sebaya, dan eksplorasi lingkungan sekitar dapat merangsang perkembangan kognitif dan sosial.
Pendidikan yang baik memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan kognitif dan sosial anak. Kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas dapat menjadi penghambat besar dalam tumbuh kembang anak.
Anak-anak memerlukan lingkungan pendidikan yang mendukung dan stimulatif untuk berkembang dengan baik. Sedangkan, kurangnya interaksi, bermain, dan stimulasi edukatif dapat menghambat perkembangan kognitif dan motorik anak.
Kemampuan motorik halus seperti meremas, menggunting, melipat, mengancingkan, menarik garis, mencetak, dan meronce.
Aspek perkembangan kognitif bisa diukur dari pemahaman tentang bentuk, posisi, konsep ukuran, pengelompokan, pola, dan pengukuran.
Baca juga: “Anakku Usia 2 Tahun Kok Belum Bisa Ngomong?”
Pola asuh yang otoriter, permisif, atau abai dapat mempengaruhi perkembangan emosi, sosial, dan kognitif anak.
Hindari melakukan kekerasan fisik karena dapat menyebabkan trauma psikologis yang membuat mereka takut belajar mencoba hal baru.
Dari segi bahasa, penguasaan kosakata baru anak rendah karena orang tua kurang mengenalkan kosakata baru saat berinteraksi, membahas hal yang dilihat, ditonton, atau dialami bersama.
Akibatnya, kemampuan anak dalam menyampaikan ide, keinginan, dan perasaannya pun menjadi kurang berkembang. Sebagai orang tua, penting untuk melakukan pencegahan ketertinggalan anak usia dini.
Anak-anak yang mengalami stres atau depresi bisa mengalami gangguan kecemasan berlebih dan membuatnya sulit fokus atau mengambil keputusan.
Pengalaman traumatis atau kekerasan pada anak saat kecil dapat berdampak negatif pada perkembangan psikologis dan emosionalnya.
Hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri pada anak karena tidak diberi ruang untuk mengekspresikan dirinya, akibatnya anak akan mudah emosi dan cenderung tidak stabil atau tantrum.
Kondisi kesehatan yang buruk dapat menyebabkan anak sering merasa lelah, tidak nafsu makan, dan kurang aktif bergerak, yang pada akhirnya membatasi kesempatan mereka untuk bereksplorasi dan belajar, sehingga berdampak negatif pada perkembangan motorik, kognitif, dan sosial emosional.
Penyakit kronis yang diderita dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal, misalnya, infeksi saluran cerna yang sering terjadi dapat menyebabkan malnutrisi, sementara penyakit jantung bawaan dapat mengganggu sirkulasi darah dan oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan anak melalui gizi seimbang, imunisasi lengkap, dan penanganan penyakit yang tepat sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang yang optimal.
Beberapa komplikasi kehamilan seperti preeklampsia (tekanan darah tinggi), diabetes gestasional, infeksi (misalnya TORCH), atau masalah plasenta dapat mempengaruhi suplai nutrisi dan oksigen ke janin.
Kekurangan nutrisi dan oksigen ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan organ serta sistem saraf janin.
Beberapa masalah yang terjadi selama masa kehamilan atau prenatal yang mempengaruhi tumbuh kembang janin bayi.
Paparan zat berbahaya: Paparan alkohol, rokok, atau obat-obatan tertentu selama kehamilan dapat menyebabkan kelainan bawaan dan keterlambatan perkembangan.
Infeksi ibu: Infeksi seperti rubella, toxoplasmosis, atau HIV pada ibu hamil dapat memengaruhi perkembangan janin.
Infeksi TORCH: Infeksi Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan perkembangan janin, termasuk mikrosefali (ukuran kepala kecil), gangguan pendengaran, dan keterlambatan perkembangan.
Kekurangan gizi ibu hamil: Kekurangan nutrisi penting seperti asam folat, zat besi, dan yodium selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir, berat badan lahir rendah (BBLR) dan gangguan perkembangan otak. Nutrisi makro terdiri atas karbohidrat, protein, lemak dan nutrisi mikro terdiri atas vitamin dan mineral yang berguna untuk mencegah masalah stunting (pendek) pada kasus kekurangan gizi kronis.
Lahir prematur: Bayi yang lahir prematur kurang dari 37 minggu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pernapasan, infeksi, dan masalah makan, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Kondisi medis khusus: Kekurangan oksigen saat lahir dapat menyebabkan kerusakan otak dan gangguan perkembangan.
Berat badan lahir rendah (BBLR): Bayi dengan BBLR (kurang dari 2500 gram) berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak di masa mendatang.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak mengatakan agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal diperlukan kondisi yang mendukung antara lain:
Hubungan anggota keluarga dan lingkungan keluarga yang memberikan kasih sayang dan perasaan aman.
Keadaan fisik mental dan sosial yang sehat.
Terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
Makanan yang cukup dan bergizi seimbang.
Anak mendapat kesempatan memperoleh stimulasi tumbuh kembang dan pendidikan dini di keluarga dan masyarakat.
Anak mempunyai kesempatan melakukan kegiatan yang sesuai dan menarik minat anak.
Memberi kesempatan anak bermain permainan yang merangsang perkembangan anak.
Baca juga: Fisioterapi Untuk Mengatasi Keterlambatan Fungsi Motorik Anak
Hambatan tumbuh kembang adalah kondisi di mana anak mengalami keterlambatan atau penyimpangan dalam perkembangan fisik, kognitif, bahasa, sosial, atau emosional dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Melalui perhatian dan dukungan yang tepat, para orang tua bisa memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk berkembang dengan baik dan siap menghadapi masa depan yang cerah.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan berkonsultasi dengan Tim Dokter Tumbuh Kembang Anak.
RSIA Kemang Medical Care hadir untuk mendukung tumbuh kembang anak Anda melalui Poliklinik Tumbuh Kembang Anak.
Kami memiliki layanan khusus Optimum Child Growth and Development Program yang dapat memberi stimulasi motorik dengan menyesuaikan kebutuhan anak, kami memastikan anak Anda mendapatkan perawatan terbaik dari dokter spesialis di bidangnya.
Silahkan klik formulir ini untuk mendaftar ke Poliklinik Tumbuh Kembang Anak RSIA Kemang Medical Care.
Download aplikasi RSIA Kemang Medical Care di sini.