• 021-7883886

    Please feel free to contact our friendly reception staff with any general or medical enquiry.

post image

Memahami Terapi Sensori Integrasi: Manfaat, Jenis Aktivitas, dan Panduan Melakukannya

Pernahkah Anda melihat seorang anak yang sangat sensitif terhadap suara keras, merasa geli melihat atau memegang benda dengan permukaan tekstur tertentu, suka melakukan gerakan tiba-tiba, atau mungkin seorang anak yang selalu mencari sensasi, seperti berputar-putar tanpa henti agar mendapat perhatian dari orang sekitarnya?

Jika iya, maka harus diwaspadai karena perilaku-perilaku ini mungkin merupakan indikasi adanya kesulitan dalam pemrosesan sensorik yang dapat diatasi dengan terapi sensori integrasi.

Gangguan pemrosesan sensorik adalah kondisi di mana otak mengalami kesulitan mengolah informasi yang diterima dari indera seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa, dan bau. 

Akibatnya, seorang anak dapat bereaksi secara berlebihan atau kurang terhadap rangsangan sensorik

Otak kita menerima informasi dari lingkungan melalui panca indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan perasa. 

Mereka yang terlalu sensitif (hipersensitif) atau kurang sensitif (hiposensitif) terhadap rangsangan sensorik dapat merespon kurang tepat.

Terapi sensori integrasi adalah pendekatan terapeutik yang dirancang untuk membantu anak-anak dengan kesulitan pemrosesan sensorik. 

Terapi ini berfokus pada pemberian pengalaman sensorik yang terstruktur dan terkontrol untuk membantu otak mengorganisasikan informasi sensorik dengan lebih efektif untuk membantu anak memproses dan merespons rangsangan sensorik dengan benar.

Jenis Pemrosesan Sensorik

Pemrosesan sensorik adalah cara otak kita mengolah informasi yang kita terima dari dunia sekitar melalui indera kita. 

Ada delapan jenis utama pemrosesan sensorik yang bekerja sama untuk menciptakan pengalaman kita sehari-hari.

1. Propriosepsi

Pernahkah Anda menutup mata dan mencoba menyentuh bagian hidung? Itu yang dinamakan proprioception. Ini adalah kemampuan kita untuk mengetahui posisi tubuh dan anggota tubuh tanpa perlu melihat. 

2. Vestibular

Sistem vestibular adalah cara tubuh menjaga keseimbangan dan koordinasi saat seseorang bergerak.

3. Interosepsi

Interosepsi membantu seseorang memahami apa yang terjadi di dalam dirinya mulai dari mengenali gejala lapar, haus, lelah, atau sakit. 

Hal ini juga berkaitan dengan emosi misalnya ketika kita merasa gugup, kita mungkin merasakan jantung berdebar kencang.

4. Sentuhan

Ini adalah salah satu indera yang paling dasar. Sentuhan membantu kita merasakan tekstur, suhu, dan tekanan. 

5. Pendengaran

Melalui pendengaran, seseorang dapat mendengar berbagai suara di sekitar kita.

6. Penglihatan

Penglihatan memungkinkan kita melihat seperti apa itu warna, bentuk, dan ukuran.

7. Rasa

Indera perasa membantu kita merasakan berbagai macam rasa, seperti manis, asin, asam, dan pahit.

8. Penciuman

Melalui indera penciuman, dapat mencium berbagai aroma, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan yang dihasilkan dari lingkungan sekitar.

Baca juga: 10 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Manfaat Terapi Integrasi Sensori

Terapi sensori integrasi menawarkan berbagai manfaat bagi kebutuhan anak, seperti

  • Meningkatkan kemampuan belajar: Anak-anak yang lebih mampu mengelola sensasi akan lebih mudah fokus dan menyerap informasi baru, sehingga anak dapat mengatur respons terhadap rangsangan sensorik.

  • Memperbaiki keterampilan motorik: Terapi ini dapat membantu meningkatkan koordinasi, keseimbangan, dan kekuatan otot sehingga mampu mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari, seperti menulis, mengancingkan baju, berlari, atau melompat.

  • Membuat anak bisa berbaur di lingkungan: Terapi ini membantu mereka merasa lebih nyaman di lingkungan sosial, sehingga meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sebaya.

  • Mengurangi sensitivitas: Bagi anak yang terlalu sensitif terhadap rangsangan, terapi ini membantu mereka menjadi lebih toleran terhadap berbagai sensasi yang diterima oleh semua indera.

  • Memberikan stimulus: Bagi anak yang kurang mencari sensasi, terapi ini membantu mereka mendapatkan stimulasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

  • Mengembangkan kemampuan kognitif: Dengan memproses informasi sensorik secara lebih efisien, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan berpikir, memecahkan masalah, dan belajar yang lebih baik.

  • Membantu mengelola emosi: Terapi ini membantu anak-anak belajar mengelola emosi mereka dengan lebih baik, sehingga mengurangi perilaku impulsif dan agresif.

  • Meningkatkan fokus dan konsentrasi: Anak yang mengalami gangguan sensori seringkali kesulitan berkonsentrasi. Terapi ini membantu mereka belajar mengendalikan diri dan tetap fokus meskipun berada di lingkungan yang ramai.

Siapa yang Membutuhkan Terapi Sensori Integrasi?

Terapi sensori integrasi bertujuan untuk membantu anak-anak ini mengembangkan kemampuan untuk mengolah dan merespons rangsangan sensori dengan cara yang lebih adaptif.

Ada anak yang mengalami gangguan pemrosesan sensori menunjukkan tanda-tanda seperti kesulitan berkonsentrasi, mudah terganggu oleh suara atau cahaya, atau bahkan memiliki respons emosional yang berlebihan terhadap rangsangan tertentu. 

Terapi ini umumnya direkomendasikan untuk anak-anak dengan kondisi seperti:

  • Anak dengan gangguan pemrosesan sensori.

  • Autisme.

  • Gangguan koordinasi perkembangan (dcd).

  • Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (adhd).

  • Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif.

  • Kelumpuhan otak.

  • Kesulitan belajar.

  • Kesulitan fokus.

  • Keterlambatan bicara.

  • Keterlambatan perkembangan.

  • Ketidakmampuan belajar.

  • Masalah motorik.

  • Mencari perhatian.

  • Sensitivitas berlebihan.

  • Sindrom down.

Baca juga:  Apa Perbedaan Terapi Okupasi dan Terapi Sensori Integrasi? Ini Manfaat dan Metodenya

Bagaimana Terapi Sensori Integrasi Dilakukan?

Terapi sensori integrasi (TSI) menggunakan berbagai aktivitas untuk membantu anak memproses informasi sensorik dengan lebih baik. 

Berikut ini cara melakukan dalam terapi sensori integrasi.

  • Bermain ayunan: Ayunan memberikan stimulasi yang membantu meningkatkan keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh anak.

  • Mengenal tekstur: Bermain dengan berbagai tekstur, seperti pasir, air, atau puzzle, membantu anak memproses informasi di dalam otak dan membuatnya berpikir secara terstruktur.

  • Melakukan aktivitas fisik: Mendorong, menarik, atau mengangkat benda berat memberikan stimulasi yang membantu anak merasakan posisi dan gerakan tubuhnya.

  • Permainan visual dan auditori: Permainan yang melibatkan penglihatan dan pendengaran membantu anak memproses untuk menemukan pola.

  • Berputar: Cara ini melatih keseimbangan dan koordinasi. Contohnya berputar di kursi khusus. Intensitas dan durasi kegiatan ini akan ditingkatkan perlahan agar anak terbiasa.

  • Mendengarkan terapeutik: Memperdengarkan musik khusus yang dirancang untuk merangsang pendengaran dan membantu melatih kemampuan membedakan suara.

  • Stimulasi visual: Melatih penglihatan untuk fokus dan koordinasi mata sehingga dapat memproses informasi visual dengan mengikuti objek bergerak, bermain lampu warna, atau memilah benda berdasarkan warna dan bentuk. 

  • Aktivitas motorik oral: Melatih otot mulut dengan mengunyah atau meniup gelembung. Ini penting untuk perkembangan bicara dan kemampuan makan.

  • Aktivitas taktil (sentuhan): Bermain dengan berbagai tekstur, misalnya dengan memasukkan tangan ke dalam wadah berisi kacang, pasir, atau adonan mainan untuk melatih kemampuan membedakan tekstur dan mengurangi kepekaan berlebihan terhadap tekstur tertentu.

  • Aktivitas motorik: Melatih kemampuan merencanakan dan melakukan gerakan, misalnya melewati rintangan, memanjat, melompat, atau menggunting.

  • Teknik relaksasi: Latihan pernapasan atau pijatan lembut untuk membantu anak mengelola emosi dan mengurangi stres atau emosi yang dirasakan.

RSIA Kemang Medical Care menyediakan layanan terapi sensori integrasi yang dirancang untuk membantu anak-anak dengan kesulitan memproses informasi sensorik.

Optimum Child Growth and Development Program bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengolah dan merespons rangsangan dari lingkungan, sehingga dapat mendukung perkembangan motorik, kognitif, dan sosial-emosional anak melalui terapi yang diberikan oleh para Dokter Spesialis kami.

Layanan terapi sensori telah terintegrasi dengan layanan tumbuh kembang anak lainnya, seperti terapi okupasi, terapi wicara, dan fisioterapi sebagai salah satu upaya untuk membantu anak-anak mencapai potensi tumbuh kembang mereka secara optimal melalui Poliklinik Rehabilitasi Medik.

 

Lihat jadwal Tim Dokter Tumbuh Kembang Anak.

Untuk pendaftaran online, bisa klik di sini atau dari aplikasi RSIA Kemang Medical Care yang ada di Google Play Store.

 

Referensi: 

  • https://www.physio-pedia.com/Sensory_Integration_Therapy_in_Paediatric_Rehabilitation. Diakses 27 Januari 2025.

  • https://www.healthline.com/health/childrens-health/sensory-issues-in-children#What-is-sensory-processing-disorder. Diakses 27 Januari 2025.

Share
Untitled-1
WhatsApp Appointment
search-icon-white (1)
Find a Doctor
Untitled-1
Mobile Apps
Untitled-1
Emergency 24 Hours