Perkembangan motorik kasar adalah bagian penting dari tumbuh kembang anak yang mencakup kemampuan untuk bergerak dan mengendalikan otot besar tubuh, seperti lengan, kaki, dan punggung untuk melakukan aktivitas seperti merangkak, berjalan, atau melompat.
Setiap lompatan, langkah, dan lemparan bola adalah proses tahap perkembangan bagi si kecil. Keterlambatan motorik kasar terjadi ketika anak tidak dapat melakukan gerakan yang sesuai dengan usianya, misalnya belum bisa duduk tanpa bantuan pada usia 9 bulan atau belum berjalan pada usia 18 bulan.
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk mengenali kapan "keterlambatan" memerlukan perhatian khusus.
Orang tua perlu peka terhadap tanda-tanda keterlambatan motorik kasar. Berikut beberapa indikator sesuai usia anak:
Usia 0-6 bulan: Anak tidak bisa mengangkat kepala saat tengkurap atau berguling.
Usia 6-12 bulan: Tidak mampu merangkak atau berdiri dengan bantuan.
Usia 12-18 bulan: Belum bisa berjalan secara mandiri atau duduk tanpa topangan.
Usia 2-3 tahun: Kesulitan melompat, berlari, atau menaiki tangga dengan bantuan.
Usia 4-5 tahun: Tidak dapat menyeimbangkan tubuh pada satu kaki selama beberapa detik atau menendang bola dengan koordinasi baik.
Masalah tumbuh kembang anak adalah proses berkelanjutan sejak dalam kandungan hingga dewasa, dan dipengaruhi oleh faktor genetik serta lingkungan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sekitar 85.779 (69,02%) anak prasekolah mengalami gangguan tumbuh kembang dan anak yang mengalami gangguan motorik kasar sebesar 38,11%.
Masalah keterlambatan motorik kasar bisa sangat beragam, berikut ini berbagai faktor penyebabnya.
Anak yang kurang mendapatkan kesempatan bergerak bebas, bermain di luar ruangan, atau mencoba berbagai aktivitas fisik dapat menghambat tumbuh kembang motoriknya.
Bayi lahir prematur seringkali memerlukan waktu lebih untuk "mengejar" ketertinggalan perkembangan, termasuk motorik kasar.
Beberapa kondisi neurologis seperti cerebral palsy, kelainan genetik seperti Down syndrome, atau masalah otot dan tulang dapat mempengaruhi perkembangan motorik.
Kesulitan memproses informasi sensorik dari sentuhan atau keseimbangan dapat membuat anak ragu atau takut bergerak.
Individu yang memiliki faktor keturunan yang mendukung, seperti sistem saraf yang baik, otot yang kuat, dan kecerdasan yang tinggi, cenderung memiliki perkembangan motorik yang lebih baik dan cepat.
Kesehatan janin yang optimal selama dalam kandungan, dengan gizi dan vitamin yang tercukupi serta terhindar dari keracunan, sangat membantu melancarkan perkembangan motorik anak.
Proteksi yang berlebihan dari orang tua, seperti melarang anak berjalan karena takut jatuh atau naik tangga, dapat menghambat kesempatan anak untuk bergerak dan mengembangkan kemampuan motoriknya.
Baca juga: 7 Hal yang Mengancam Tumbuh Kembang Anak! Kenali Berbagai Faktornya
Keterlambatan motorik kasar pada anak bisa menjadi tantangan, tetapi dengan pendekatan yang tepat, dukungan, dan sumber daya, anak dapat mengatasi hambatan ini dan mencapai potensi penuh mereka.
Dilansir dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, sekitar 5-10% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan, termasuk motorik kasar.
Dengan memahami penyebab dan solusi untuk keterlambatan motorik kasar, orang tua dapat berperan aktif dalam mendukung perkembangan anak mereka, memastikan bahwa mereka mendapatkan bantuan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk berhasil.
Berikut cara untuk membantu anak mengatasi keterlambatan motorik kasar pada anak yang bisa dilakukan oleh para orang tua.
Permainan adalah cara alami untuk melatih otot besar anak. Cobalah aktivitas seperti:
Tummy Time untuk Bayi: Mulai dari usia 1-3 bulan, biarkan bayi tengkurap selama 1-2 menit beberapa kali sehari. Letakkan mainan berwarna atau bersuara di depannya untuk mendorongnya mengangkat kepala dan memperkuat otot leher serta punggung.
Permainan Mengejar Bola: Untuk anak usia 2-3 tahun, ajak mereka mengejar bola besar yang digulirkan perlahan. Ini melatih koordinasi dan kekuatan kaki.
Tarian Sederhana: Menari dengan gerakan sederhana seperti melompat dan mengayunkan lengan membantu anak usia 3-5 tahun meningkatkan keseimbangan dan koordinasi.
Baca juga: Fisioterapi Untuk Mengatasi Keterlambatan Fungsi Motorik Anak
Fisioterapi adalah metode medis yang efektif untuk memperkuat otot dan meningkatkan koordinasi. Terapis biasanya merancang latihan khusus, seperti:
Latihan Keseimbangan: Menggunakan bola terapi atau papan keseimbangan untuk membantu anak belajar berdiri atau berjalan.
Aktivitas Motorik Kasar: Terapis mungkin mengajak anak memanjat tangga kecil atau melompati rintangan kecil untuk melatih koordinasi.
Terapi okupasi bertujuan untuk membantu anak mengembangkan keterampilan motorik kasar yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari (ADL - Activities of Daily Living), seperti berpakaian, makan, dan bermain.
Gizi memainkan peran besar dalam perkembangan motorik. Kekurangan nutrisi, seperti zat besi atau vitamin D, dapat melemahkan otot dan memperlambat perkembangan. Pastikan anak mendapatkan:
ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan, dilanjutkan dengan MPASI yang kaya protein, kalsium, dan lemak sehat.
Makanan Kaya Zat Besi: Seperti bayam, daging tanpa lemak, atau sereal fortifikasi untuk mendukung perkembangan saraf dan otot.
Lingkungan yang kaya stimulasi membantu anak mengembangkan keterampilan motorik. Beberapa ide:
Ruang Bermain Aman: Sediakan area dengan matras atau karpet lembut untuk mendorong anak bergerak bebas tanpa takut jatuh.
Mainan Interaktif: Gunakan mainan seperti balok besar atau bola untuk mendorong gerakan fisik.
Interaksi Sosial: Ajak anak bermain dengan teman sebaya untuk memotivasi mereka meniru gerakan seperti berlari atau melompat.
Pemeriksaan rutin dengan dokter anak atau spesialis tumbuh kembang sangat penting. Alat skrining seperti Denver II dapat membantu mengidentifikasi keterlambatan sejak dini.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda seperti gerakan asimetris (misalnya, hanya menggunakan satu sisi tubuh), segera konsultasikan ke dokter.
Orang tua memiliki peran besar dalam keberhasilan penanganan keterlambatan motorik. Berikan dukungan emosional dengan:
Hindari Membandingkan: Setiap anak unik. Membandingkan anak dengan teman sebayanya hanya akan menambah tekanan.
Berikan Pujian: Rayakan setiap kemajuan, seperti berhasil berdiri beberapa detik lebih lama. Anda bisa mengatakan "Wah, hebat kamu sudah bisa melompat lebih tinggi!" atau "Mama senang lihat kamu berusaha menaiki tangga itu."
Libatkan Keluarga: Ajak saudara atau anggota keluarga lain untuk bermain bersama anak, sehingga mereka merasa didukung.
Sabar dan Konsisten: Perkembangan membutuhkan waktu. Lakukan stimulasi secara rutin dan konsisten, meskipun hanya beberapa menit setiap hari.
Fokus pada Proses, Bukan Hasil Akhir: Hargai setiap usaha dan kemajuan kecil yang dicapai anak. Jangan bandingkan dengan anak lain.
Baca juga: Apa Perbedaan Terapi Okupasi dan Terapi Sensori Integrasi? Ini Manfaat dan Metodenya
Jika anak menunjukkan tanda-tanda keterlambatan yang signifikan, seperti tidak bisa berjalan pada usia 18 bulan atau gerakan tubuh yang kaku, segera konsultasikan ke dokter anak atau spesialis saraf anak.
Tes diagnostik, seperti MRI atau pemeriksaan genetik, mungkin diperlukan untuk menyingkirkan kondisi seperti cerebral palsy atau sindrom Down.
Keterlambatan motorik kasar pada anak bukanlah akhir dari segalanya. Dengan stimulasi yang tepat, dukungan gizi, dan intervensi profesional, banyak anak dapat mengejar ketertinggalan mereka.
RSIA Kemang Medical Care dapat menjadi mitra penting dalam mengatasi hal ini. Melalui berbagai layanan unggulannya, seperti Program Tumbuh Kembang Anak, Tim Dokter Tumbuh Kembang Anak bisa memberikan asesmen komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan tingkat keterlambatan.
Setelah diagnosis, tim ahli yang terdiri dari dokter spesialis anak, fisioterapis, dan terapis okupasi akan merancang berbagai program sesuai kebutuhan yang fokus pada stimulasi motorik kasar yang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak.
Selain itu, layanan edukasi dan konseling bagi orang tua juga tersedia, membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung perkembangan motorik anak di rumah, sehingga penanganan dapat dilakukan secara holistik dan berkelanjutan.
Lihat jadwal Dokter Tumbuh Kembang Anak.
Sumber:
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak. Diaskes 2 Juni 2025.
https://lms.kemkes.go.id/courses/ec59df24-1e25-4a7f-95df-7c0ca0bf6825. Diaskes 2 Juni 2025.
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJEC/article/view/1439/1760. Diaskes 2 Juni 2025.
Juliana, S. N. (2022). Keterlambatan Motorik Kasar pada Anak Usia Dini. Indonesian Journal of Early Childhood. Diaskes 2 Juni 2025.