• 021-7883886

    Please feel free to contact our friendly reception staff with any general or medical enquiry.

post image

7 Terapi untuk Anak Terlambat Bicara atau Speech Delay

Keterlambatan bicara (speech delay) pada anak merupakan salah satu gangguan perkembangan yang sering ditemui, terutama pada anak usia 3-16 tahun. Kondisi ini terjadi ketika anak tidak mampu berbicara atau berkomunikasi dengan lancar.

Anak yang mengalami keterlambatan bicara biasanya akan kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan jelas, memahami bahasa, atau menyusun kalimat sesuai usianya. 

Keterlambatan bicara (speech delay) terbagi menjadi dua jenis yaitu

  • Fungsional karena minimnya stimulasi dan pola asuh yang kurang mendukung.

  • Non-fungsional karena gangguan pendengaran, kelainan saraf, autisme atau ADHD.

Untuk itu, para orang tua diharapkan menyadari bahaya yang mengintai anak usia dini dengan mengenali tanda-tandanya. 

Menurut informasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, ada beberapa ciri yang bisa diketahui:

  • Usia 6 bulan: Tidak ada suara.

  • Usia 12 bulan: Belum bisa babbling.

  • Usia 16 bulan: Belum bisa berkata-kata.

  • Usia 20 bulan: Tidak bisa menunjuk objek.

  • Usia 24 bulan: Belum merangkai frasa bermakna.

  • Usia 30 bulan: Sulit dipahami orang tua, sering mengulang ucapan orang lain.

  • Kehilangan kemampuan bicara yang sudah dikuasai.

Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Bicara

Dilansir dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, anak yang mengalami masalah speech delay bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut.

  • Tidak adanya model yang dapat ditiru anak.

  • Motivasi berbicara yang rendah.

  • Kurangnya kesempatan untuk berbicara.

  • Tidak bisa fokus.

  • Mengalami gangguan pendengaran.

  • Memiliki masalah pada syaraf.

Baca juga: Memahami Terapi Sensori Integrasi: Manfaat, Jenis Aktivitas, dan Panduan Melakukannya 

Terapi Anak Terlambat Bicara?

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2021 sekitar 42,5% anak prasekolah di Indonesia mengalami speech delay.

Hal ini diperkuat melalui pernyataan dari situs WebMD.com yang menyatakan masalah komunikasi mempengaruhi sekitar 15-25% anak kecil dan umumnya anak laki-laki sedikit lebih lambat dari perempuan dalam berbahasa, label "terlambat bicara" bisa disematkan jika anak usia 18-20 bulan memiliki kurang dari 10 kosakata, atau 21-30 bulan namun kosa katanya belum mencapai 50 kosa kata.

Oleh karena itu, Tim Dokter Spesialis dari RSIA Kemang Medical Care akan membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan para orang tua untuk mengatasi masalah speech delay pada anak sedini mungkin.

1. Selalu Rutin Ajak Bicara

Melakukan komunikasi secara rutin membantu bayi familiar dengan suara ibu. Dengan begitu, pendengaran anak akan merangsang saraf otaknya untuk merespon.

Cara ini bisa disebut sebagai modeling di mana orang tua mencontohkan pengucapan yang benar.

Semakin anak banyak mendengar kosa kata dari lingkungan tempat tinggalnya, semakin antusias anak untuk belajar menirunya.

2. Perbanyak Interaksi

Luangkan waktu berinteraksi langsung. Hindari gadget atau TV berlebihan, karena paparan satu arah membatasi interaksi sosial. 

Ajak anak berinteraksi dengan lingkungan dan teman sebaya agar mereka belajar bermain bersama atau melakukan aktivitas di alam terbuka untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halus.

Terapi berbasis interaksi sosial menggunakan aktivitas seperti bermain peran atau bercerita untuk mendorong anak berbicara. 

3. Gunakan Media Pembelajaran Interaktif

Lalu, ada juga metode dengan menggunakan mainan interaktif, seperti boneka atau miniatur hewan, untuk merangsang respons verbal. 

Pendekatan ini membantu anak mengasosiasikan kata-kata dengan aktivitas yang menyenangkan, sehingga meningkatkan minat mereka untuk berkomunikasi

4. Belajar Sambil Bermain

Ciptakan momen menyenangkan bersama anak dan hindari untuk memarahinya ketika melakukan kesalahan ucap. Jika dilakukan, hal tersebut justru akan membuat anak tertekan dengan kehilangan semangat belajar.

Pendekatan ini melatih orang tua untuk menggunakan strategi seperti wait time (memberi jeda agar anak merespons) dan expanding (mengembangkan ucapan anak dengan menambahkan kata baru).

Manfaatkan mainan sebagai media stimulasi bicara. Ajak anak mendongeng atau bernyanyi sambil menari untuk meningkatkan semangat dan membantu mereka menirukan lirik.

Baca juga: “Anakku Usia 2 Tahun Kok Belum Bisa Ngomong?”

5. Ajukan Lebih Banyak Pertanyaan

Berikan pertanyaan pada anak dan beri waktu mereka merespons. Dorong mereka bercerita, kenalkan angka dan huruf. 

Manfaatkan masa keemasan perkembangan atau golden age untuk membahas segala hal yang dilihat di lingkungan sekitar, disertai pertanyaan agar anak terpicu berekspresi.

6. Gunakan Bahasa Isyarat Sebagai Jembatan

Untuk anak yang kesulitan berbicara atau mengalami kelainan khusus, menggunakan bahasa isyarat dapat menjadi alat komunikasi sementara.

Contohnya seperti gerakan untuk “makan” atau “minum”, membantu anak mengekspresikan kebutuhan mereka sambil terus belajar berbicara. 

7. Lakukan Terapi Khusus Sensorik-Motorik

Ada anak dengan keterlambatan bicara yang mengalami kesulitan koordinasi otot mulut. Jika khawatir dengan kemampuan bicara anak, disarankan untuk segera konsultasi ke dokter. 

Dokter akan memeriksa pendengaran dan mungkin merekomendasikan terapis wicara. Terapis akan mengevaluasi cara anak mengekspresikan diri, termasuk pemahaman, kemampuan verbal, serta cara lain mereka berkomunikasi (misalnya gerakan).

Terapi ini dilakukan oleh ahli patologi wicara dan terbukti meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Teknik yang digunakan meliputi:

  • Terapi Wicara: Seorang SLP akan bekerja dengan anak untuk mengatasi tantangan komunikasi tertentu, seperti pelafalan, kosakata, tata bahasa, dan pemahaman.

  • Terapi Berbasis Permainan: Pendekatan ini menggunakan aktivitas bermain yang menarik untuk meningkatkan penguasaan bahasa dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.

  • Terapi Artikulasi: Pendekatan ini berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk menghasilkan bunyi dengan benar.

  • Intervensi Bahasa: Pendekatan ini melibatkan interaksi terstruktur untuk memperluas kosakata dan meningkatkan pemahaman bahasa.

  • Komunikasi Augmentatif dan Alternatif (AAC): Untuk anak-anak yang mengalami kesulitan berbicara, perangkat AAC seperti papan gambar atau perangkat komunikasi elektronik dapat digunakan untuk mendukung komunikasi.

  • Pendekatan Naturalistik: Pendekatan ini menggunakan situasi sehari-hari untuk menciptakan kesempatan untuk melatih keterampilan komunikasi.

  • Oral Motor Exercises: Melatih otot mulut untuk artikulasi lebih jelas.

RSIA Kemang Medical Care memahami kekhawatiran orang tua akan tumbuh kembang buah hati, terutama jika anak mengalami keterlambatan bicara. 

Untuk itu, kami menyediakan layanan Terapi Wicara dan Rehabilitasi Medik yang komprehensif. Tim dokter RSIA Kemang Medical Care terdiri dari terapis wicara dan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik yang siap membantu anak-anak mengatasi tantangan keterlambatan bicara melalui program terapi yang terstruktur dan disesuaikan dengan kebutuhan individu. 

Dengan pendekatan yang holistik, kami berupaya mengoptimalkan kemampuan komunikasi anak agar dapat berinteraksi lebih baik dan meraih potensi penuhnya.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami di sini.



 

Sumber: 

  • https://lms.kemkes.go.id/courses/e43dd296-8130-4962-a040-e1ea0009487f. Diakses 8 Juni 2025.

  • https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/mencegah-terlambat-bicara-pada-anak. Diakses 8 Juni 2025.

  • https://sardjito.co.id/2021/12/31/keterlambatan-bicara-pada-anak/. Diakses 8 Juni 2025.

  • https://www.webmd.com/baby/features/helping-your-late-talking-children. Diakses 8 Juni 2025.

Share
Untitled-1
WhatsApp Appointment
search-icon-white (1)
Find a Doctor
Untitled-1
Mobile Apps
Untitled-1
Emergency 24 Hours