Keterlambatan berjalan (delayed ambulation) adalah kondisi di mana seorang anak tidak dapat berjalan sesuai dengan usianya.
Secara umum, anak mulai berjalan mandiri antara usia 9 hingga 15 bulan. Menurut informasi dari situs physio.co.uk, ada panduan umum tahapan perkembangan berjalan:
Usia 10 bulan: Bayi mulai bisa berdiri dengan bantuan.
Usia 12 bulan: Bayi berdiri sendiri dan berjalan dengan bantuan.
Usia 15 bulan: Bayi mulai terbiasa berjalan mandiri.
Usia 18 bulan: Balita mulai bisa berlari.
Tidak bisa duduk tanpa bantuan pada usia 9–11 bulan.
Tidak bisa berdiri tanpa bantuan pada usia 12 bulan.
Tidak bisa berjalan tegak antara usia 1,5 hingga 2 tahun.
Selalu berjalan berjinjit.
Keterlambatan dalam menguasai keterampilan motorik lain seperti mengangkat kepala, berguling, atau merangkak.
Keterlambatan berjalan pada anak bisa disebabkan oleh masalah motorik spesifik yang mempengaruhi kemampuan berjalan, atau kondisi yang berdampak pada perkembangan menyeluruh.
Berikut ini faktor-faktor yang menjadi penyebab keterlambatan perkembangan motorik pada anak:
Faktor Genetik: Riwayat keturunan dari keluarga dapat memengaruhi kemampuan motorik.
Obesitas: Berat badan berlebih dapat menekan sendi, termasuk lutut, dan meningkatkan risiko penyakit langka seperti distrofi motorik.
Rakitis: Kekurangan vitamin D akibat kurangnya paparan sinar matahari yang cukup (disarankan antara pukul 8-11 pagi) dapat melemahkan tulang anak.
Cerebral Palsy: Gangguan neurologis akibat perkembangan otak yang tidak lengkap, mempengaruhi fungsi motorik, sering ditandai dengan jalan berjinjit atau kelemahan kaki.
Distrofi Otot: Mutasi genetik yang menyebabkan atrofi otot, berujung pada kelemahan otot dan keterlambatan motorik.
Kekurangan Vitamin D: Meskipun bukan penyakit langsung, kekurangan vitamin D mempengaruhi penyerapan kalsium, esensial untuk tulang, sehingga dapat menyebabkan keterlambatan berjalan.
Untuk mengatasi masalah anak yang terlambat jalan, salah satu langkah yang bisa digunakan adalah dengan melakukan fisioterapi.
Fisioterapi menawarkan serangkaian latihan dan aktivitas untuk mendorong anak berjalan. Terapi ini bertujuan memperkuat otot kaki, meningkatkan keseimbangan, dan membangun kepercayaan diri anak untuk berdiri dan berjalan.
Melalui pendekatan terpadu dan latihan terstruktur, terapi fisioterapi memiliki berbagai manfaat, yaitu:
Salah satu penyebab umum keterlambatan berjalan adalah kelemahan otot atau tonus otot yang tidak optimal (hipotonia).
Fisioterapis berpengalaman akan menggunakan berbagai teknik, mulai dari latihan terapeutik yang menyenangkan hingga stimulasi sensorik, untuk membangun kekuatan otot inti, otot kaki, dan otot punggung untuk berdiri dan berjalan.
Latihan dapat melibatkan penggunaan bola terapi, resistance band, atau latihan fungsional yang disesuaikan dengan kemampuan anak.
Selain itu, koordinasi gerak anak juga akan meningkat, memungkinkan anak bergerak lebih luwes dan fleksibel.
Berjalan membutuhkan keseimbangan dan koordinasi yang baik. Fisioterapi memperkenalkan aktivitas yang dirancang untuk melatih sistem vestibular dan proprioseptif anak. Latihan koordinasi melibatkan gerakan anggota tubuh secara terarah dan terkontrol.
Contohnya, melalui permainan titian, ayunan, berdiri dengan satu kaki, berjalan di atas garis, berjalan di atas permukaan tidak rata untuk menstabilkan diri dan mengkoordinasikan gerakan tubuhnya.
Perkembangan motorik tidak terlepas dari sensori integrasi. Fisioterapis seringkali mengintegrasikan stimulasi sentuhan, proprioseptif, dan vestibular untuk membantu otak anak memproses informasi sensorik dengan lebih efektif, yang pada gilirannya mendukung perencanaan dan pelaksanaan gerakan.
Aktivitas terapi yang menyenangkan dan interaktif merangsang perkembangan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat dan motorik halus misalnya menggenggam, menulis, makan.
Dengan kesimbangan motorik yang tercipta, anak bisa melakukan aktivitas dengan normal.
Setiap kemajuan dalam terapi akan meningkatkan keyakinan diri anak. Mereka merasa lebih mampu dan berani mencoba hal-hal baru, termasuk berjalan secara mandiri
Baca juga: Terapi Okupasi - Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Prosedurnya
Fisioterapis akan membimbing anak untuk mengembangkan pola gerakan berjalan yang benar, termasuk langkah kaki yang tepat, ayunan lengan, dan postur tubuh yang baik, sehingga anak tau apa yang harus dilakukannya.
Keterbatasan gerak pada sendi tertentu dapat menghambat kemampuan berjalan. Fisioterapi yang dilakukan dapat mobilisasi sendi dan peregangan yang lembut untuk memastikan sendi anak memiliki rentang gerak optimal, memungkinkan pola jalan yang lebih efisien dan alami.
Dengan berbagai manfaat ini, fisioterapi adalah pilihan terbaik bagi anak yang mengalami keterlambatan berjalan.
Dukungan dari orang tua, fisioterapis berpengalaman, dan lingkungan positif akan menjadi kunci keberhasilan terapi, membimbing anak untuk mulai bisa berjalan langkah demi langkah.
Fisioterapi menawarkan berbagai pendekatan untuk mengatasi masalah motorik pada anak dan balita, disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tiap individu.
Berikut ini berbagai jenis fisioterapi yang umum digunakan untuk anak usia dini.
Metode ini memanfaatkan energi panas untuk menangani kelainan pada kulit, otot, atau jaringan internal. Aplikasinya tentu disesuaikan dengan tingkat keluhan yang dialami anak.
Prosedur terapi panas ini berguna untuk melancarkan sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, mengatasi kejang otot, meningkatkan kelenturan jaringan lunak, serta mempercepat penyembuhan peradangan.
Bisa juga dengan penggunaan radiasi sinar infra merah bertujuan mengurangi kekakuan sendi, merelaksasi otot, memperbaiki jaringan otot, meredakan nyeri, dan memberikan efek relaksasi.
Sebuah teknik yang memanfaatkan gerakan tubuh, baik aktif maupun pasif, untuk pemeliharaan dan perbaikan.
Metode ini meningkatkan adaptasi pemulihan kekuatan tendon dan ligamen, menambah kekuatan otot, menjaga stabilitas sendi, serta memperluas jangkauan gerak.
Terapi ini bertujuan mengembalikan serta memperkuat fungsi gerak tubuh anak, membantu mencapai kondisi normal.
Pelatihan diberikan secara bertahap, mulai dari aktivitas sederhana seperti memegang dan menggerakkan tangan atau kaki.
Kemudian, setelah anak mampu, terapi berlanjut ke latihan mobilisasi yang lebih kompleks: berdiri, melangkah, berjalan, hingga berlari.
Terapi ini umumnya digunakan untuk cedera otot, seperti memar akibat jatuh. Biasanya diterapkan pada cedera akut untuk mencegah peradangan menjadi kronis, atau mengurangi pembengkakan.
Baca juga: Apa Perbedaan Terapi Okupasi dan Terapi Sensori Integrasi? Ini Manfaat dan Metodenya
Terapi ini berfungsi menjaga massa otot dan secara tidak langsung merangsang regenerasi saraf.
Menggunakan aliran listrik bertenaga rendah, pemberian arus listrik bertujuan merangsang kontraksi otot tunggal atau kelompok otot guna memperbaiki dan memperkuat fungsi otot.
Dikenal juga sebagai chest physiotherapy, terapi ini sering diberikan pada anak dengan keluhan batuk-pilek.
Manfaatnya termasuk membersihkan saluran pernapasan dan meningkatkan pertukaran udara dalam tubuh anak. Pemberian inhalasi atau nebulizer juga termasuk dalam kategori ini.
Terapi ini menggunakan getaran mekanik gelombang suara melalui media gel. Fungsinya meliputi peningkatan sirkulasi darah, relaksasi otot, stimulasi proses penyembuhan, serta peredaan nyeri.
RSIA Kemang Medical Care menyediakan layanan fisioterapi anak sebagai bagian dari Program Tumbuh Kembang Anak.
Layanan ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan fisik, keterampilan motorik, dan mendukung anak-anak mencapai potensi penuh mereka melalui berbagai terapi yang disesuaikan dengan usia.
Cek jadwal Dokter Rehabilitasi Medik RSIA Kemang Medical Care. Untuk melakukan pendaftaran online, silahkan hubungi kami di sini.
Sumber:
https://www.honestdocs.id/fisioterapi-untuk-anak-dan-balita. Diakses 6 Juni 2025.
https://rsraza.banjarkab.go.id/site/?page_id=84. Diakses 6 Juni 2025.
https://www.physio.co.uk/what-we-treat/paediatric/problems/developmental-problems/late-walker.php. Diakses 6 Juni 2025.