Kualitas mutu rumah sakit yang baik mencerminkan bagaimana peran rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat, mulai dari edukasi yang baik mengenai suatu penyakit, pencegahan, pengobatan serta tindakan yang bisa dilakukan.
Di Indonesia saat ini, ada begitu banyak rumah sakit yang tersebar di berbagai sudut kota. Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan kemkes.go.id, jumlah rumah sakit di Indonesia berdasarkan Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2023 ada sekitar 3.155 yang mana hanya 91,7% rumah sakit yang mendapat akreditasi resmi atau sekitar 2.892 rumah sakit, artinya ada sekitar 263 rumah sakit yang belum memiliki akreditasi resmi.
Untuk di daerah DKI Jakarta sendiri ada total:
196 rumah sakit dengan tingkat 95,4% sudah terakreditasi atau sekitar 187 rumah sakit. Yang terdiri dari:
Rumah sakit pemerintah terakreditasi sebanyak 61 unit.
Rumah sakit swasta terakreditasi sebanyak 126 unit.
Sehingga, untuk memilih rumah sakit dengan pelayanan mutu yang baik adalah langkah cermat yang harus diperhatikan.
RSIA Kemang Medical Care merupakan salah satu rumah sakit swasta sejak tahun 2009 dan dikelola oleh PT. Sarana Mediktama Kemang. Berlokasi di Jalan Ampera Raya No. 34, Jakarta Selatan yang telah mendapatkan akreditasi Tingkat Madya, dengan tahun akreditasi 17 Oktober 2018.
RSIA Kemang Medical Care memiliki mutu pelayanan rumah sakit yang sesuai standar Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengatur tentang penyelenggaraan kesehatan dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien.
Berbicara mengenai sasaran keselamatan pasien, Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Sasaran keselamatan pasien merupakan standar yang ditetapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan mengurangi risiko terjadinya kejadian tidak diinginkan pada pasien.
Keenam sasaran ini menjadi acuan bagi seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia untuk memberikan pelayanan yang aman dan bermutu.
Terdapat 6 standar yang harus dilakukan oleh pihak rumah sakit untuk memperbesar peluang keselamatan pasien.
Identifikasi pasien yang akurat adalah langkah awal yang sangat penting untuk memastikan keselamatan pasien.
Tujuan: Memastikan pasien yang tepat mendapatkan perawatan yang tepat.
Contoh:
Sebelum melakukan tindakan medis, petugas kesehatan selalu melakukan pengecekan identitas pasien dengan cara membandingkan nama pada gelang identitas dengan rekam medis pasien.
Sebelum pemberian obat, petugas memverifikasi nama lengkap dan tanggal lahir pasien melalui gelang identitas.
Sebelum operasi, dilakukan konfirmasi identitas dengan pasien atau keluarga.
Komunikasi yang jelas dan efektif di antara tenaga kesehatan sangat penting untuk mencegah kesalahan.
Tujuan: Mencegah terjadinya miskomunikasi yang dapat berakibat fatal untuk memastikan informasi yang penting tersampaikan dengan benar.
Contoh:
Dokter memberikan penjelasan yang jelas kepada pasien mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan, termasuk risiko dan manfaatnya.
Dokter mencatat dengan jelas instruksi penggunaan obat pada rekam medis.
Laporan hasil pemeriksaan laboratorium disampaikan langsung kepada dokter yang menangani.
Beberapa jenis obat, seperti insulin atau antikoagulan, memiliki risiko tinggi jika digunakan secara tidak tepat.
Tujuan: Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat yang dapat membahayakan pasien.
Contoh:
Farmasi melakukan pengecekan ulang resep sebelum obat diberikan kepada pasien.
Penyimpanan obat dengan label khusus untuk membedakan antara obat serupa.
Memberikan edukasi tambahan kepada pasien tentang cara penggunaan obat tertentu.
Kesalahan dalam operasi, seperti melakukan tindakan pada pasien atau area tubuh yang salah, harus dihindari agar prosedur operasi dilakukan dengan benar.
Tujuan: Mencegah terjadinya kesalahan operasi, seperti operasi pada bagian tubuh yang salah atau pada pasien yang salah.
Contoh:
Sebelum operasi, dilakukan pengecekan ulang identitas pasien, lokasi operasi, dan prosedur yang akan dilakukan oleh seluruh tim medis.
Menggunakan prosedur "time-out" untuk memverifikasi lokasi, jenis operasi, dan pasien sebelum tindakan dimulai.
Menandai bagian tubuh yang akan dioperasi dengan tinta medis.
Infeksi nosokomial atau yang terjadi selama perawatan di rumah sakit dapat dicegah dengan langkah-langkah yang tepat.
Tujuan: Mencegah terjadinya infeksi nosokomial (infeksi yang didapat selama perawatan di rumah sakit).
Contoh:
Penyedia layanan kesehatan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis, serta menggunakan alat pelindung diri.
Tenaga kesehatan wajib mencuci tangan sesuai dengan protokol WHO sebelum dan setelah kontak dengan pasien.
Menggunakan alat medis steril selama tindakan.
Pasien, terutama yang memiliki risiko tinggi seperti lansia, harus dilindungi dari kemungkinan jatuh selama perawatan.
Tujuan: Mencegah pasien jatuh yang dapat menyebabkan cedera serius.
Contoh:
Pasien yang berisiko jatuh akan dipasang alat bantu berjalan atau dipantau secara berkala oleh petugas.
Memberikan tanda khusus di tempat tidur pasien yang berisiko jatuh.
Memastikan lantai bebas dari cairan atau benda yang bisa membuat pasien terpeleset.
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan: Dengan menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien, kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia diharapkan semakin meningkat.
Mencegah terjadinya kesalahan medis: Kesalahan medis dapat berakibat fatal bagi pasien. Dengan menerapkan 6 sasaran ini, diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kesalahan medis.
Meningkatkan kepercayaan pasien: Pasien akan merasa lebih aman dan nyaman jika mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar keselamatan.
Untuk melakukan pengintegrasian sasaran keselamatan ini butuh dukungan dan kerja sama dari lini rumah sakit mulai dari pihak manajemen, dokter, perawat, hingga petugas kebersihan.
Melakukan pelatihan bagi petugas kesehatan: Pelatihan yang berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam menerapkan butir-butir sasaran keselamatan pasien.
Membuat sistem pelaporan untuk kejadian yang tidak diinginkan: Sistem pelaporan yang efektif akan membantu mengidentifikasi masalah dan mencari solusi.
Melakukan evaluasi secara berkala: Evaluasi secara berkala akan membantu mengukur keberhasilan implementasi 6 sasaran keselamatan pasien.
Dengan menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien secara konsisten, diharapkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia dapat terus meningkat dan pasien dapat menerima pelayanan yang aman dan bermutu.
Bagi Anda yang ingin melakukan konsultasi ataupun melakukan pendaftaran online, bisa menghubungi kami di sini.
Telah ditinjau oleh:
dr. Budi Yunanto, MPH
Ketua Komite Mutu RSIA Kemang Medical Care
Sumber Foto: Freepik