Saat pasien berada di dalam ruang ICU dan mendapat perawatan intensif, seorang perawat akan selalu memantau kondisi pasien melalui monitor.
Alat ini berfungsi untuk memantau secara terus-menerus berbagai tanda vital dan fungsi tubuh pasien secara real-time tanpa henti.
Secara umum, monitor ini akan menampilkan grafik atau angka yang menunjukkan perubahan tanda vital dari waktu ke waktu.
Garis yang tidak stabil atau angka yang jauh dari normal dapat mengindikasikan adanya masalah dan harus segera ditangani oleh tim dokter.
Bagi yang belum mengetahuinya, berikut ini cara membaca angka parameter yang ditampilkan pada monitor pasien di ruang ICU.
Alat pengukuran denyut jantung ini dinamakan elektrokardiograf (EKG). Cara kerjanya dengan merekam aktivitas listrik jantung melalui elektroda yang ditempelkan pada area dada pasien.
Digambarkan dengan garis bergelombang yang naik turun. Angka di sampingnya menunjukkan berapa kali jantung berdetak dalam satu menit.
Rentang normal biasanya antara 60-100 denyut per menit. Jika terlalu cepat atau terlalu lambat, bisa menjadi tanda adanya masalah.
Saat berada dalam denyut normal, maka indikator garis akan berwarna hijau dan terdengar suara beep secara teratur.
Ketika pasien mengalami denyut nadi yang tidak normal naik-turun atau terlalu cepat, maka perubahan suara beep juga akan mengikuti jadi lebih cepat.
Dalam kondisi pasien yang sudah tidak bisa diselamatkan, indikator garis detak jantung akan berbentuk lurus mendatar dan memberikan bunyi beep panjang.
Menurut penelitian dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, mengukur denyut nadi adalah salah satu cara untuk mengetahui kondisi jantung.
Denyut nadi yang normal menunjukkan bahwa jantung berdetak dengan frekuensi, kekuatan, dan irama yang baik. Berikut tabel denyut nadi dalam kondisi normal.
Usia |
Jumlah Denyut Nadi |
Bayi - 1 tahun |
100–160 kali per menit |
1 - 10 tahun |
70–120 kali per menit |
11 - 17 tahun |
60–100 kali per menit |
18+ tahun |
60–100 kali per menit |
Untuk mengukur tekanan darah, biasanya digunakan tensimeter atau sphygmomanometer. Biasanya, indikator tekanan darah akan muncul melalui angka yang lebih mudah dibaca dan berwarna merah atau putih, tergantung dari jenis monitor yang digunakan.
Informasi yang akan ditampilkan terdiri dari tekanan sistolik (angka atas) dan diastolik (angka bawah).
Dilansir dari The National Health Service (NHS), Tekanan darah normal dianggap antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg.
Jika di monitor menunjukkan rentang 120/80 mmHg sampai 140/90 mmHg, berarti kondisi pasien sedang mengalami tekanan darah tinggi.
Berikut ini data yang diambil dari American Heart Association mengenai rentang tekanan darah.
Kategori Tekanan Darah |
Tekanan Darah (mmHg) |
|
Sistolik (Atas) |
Diastolik (Bawah) |
|
Normal (<120/80 mmHg) |
Kurang dari 120 |
Kurang dari 80 |
Tinggi (120-129/80 mmHg) |
Antara 120-129 |
Kurang dari 80 |
Hipertensi Tahap 1 (130-139/80-89 mmHg) |
Antara 130-139 |
Antara 80-89 |
Hipertensi Tahap 2 (140+/90+ mmHg) |
140 ke atas |
90 ke atas |
Krisis Hipertensi (180+/120+ mmHg) |
180 ke atas |
120 ke atas |
Saturasi oksigen mengukur persentase oksihemoglobin (hemoglobin yang terikat oksigen) dalam darah, dan dinyatakan sebagai saturasi oksigen arteri (SaO2) dan saturasi oksigen vena (SvO2).
Alat pengukuran saturasi oksigen disebut oksimeter yang akan dipasangkan pada ibu jari tangan pasien.
Dalam monitor pasien, indikator tinggi rendahnya saturasi oksigen biasanya berwarna kuning yang menunjukkan persentase oksigen dalam darah.
Angka normal 95%-100%. Saturasi oksigen di bawah 90% memerlukan perhatian medis karena itu berarti tubuh Anda tidak mendapatkan cukup oksigen untuk berfungsi dengan baik.
Ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi saturasi oksigen:
Infeksi saluran pernapasan.
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Asma.
Pneumotoraks.
Anemia.
Penyakit jantung.
Saturasi oksigen diukur dengan salah satu dari dua cara: tes gas darah arteri (ABG atau Sa02) atau oksimetri nadi (Sp02).
Nilai ABG mengacu pada kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah yang mengalir melalui pembuluh darah pasien.
Berikut ini data yang diambil dari berdasarkan keterangan dari situs Verywell Health, .
Oxygen Saturation Levels |
||
Indikator |
ABG (Sa02) |
Oksimetri (Sp02) |
Tidak Normal |
< 80 mmHg |
< 95% |
Normal |
> 80 mmHg |
95% to 100% |
Selain berbentuk angka, ada juga bentuk gelombang SpO2 yang menandakan sirkulasi atau perfusi perifer, di mana setiap puncak gelombang SpO2 berhubungan dengan interval detak jantung.
Menunjukkan jumlah napas yang diambil dalam satu menit. Rentang normal biasanya 12-20 kali per menit. Alat yang digunakan untuk mengukur laju pernapasan adalah respirometer.
Dalam monitor pasien, laju pernapasan pasien digambarkan sebagai indikator “RR” yang berwarna biru.
Dalam kondisi pasien tertidur dalam ruang ICU adalah kondisi ideal untuk mengukur laju pernapasan, karena hasil pengukuran yang akurat adalah saat seseorang sedang istirahat, bukan setelah melakukan aktivitas berat karena akan mempengaruhi tingkat pernapasannya.
Dilansir dari situs Medicalnewstoday.com, ada indikator laju pernapasan normal yang bisa diketahui.
Kategori |
Umur |
Laju Pernapasan |
Bayi baru lahir |
< 1 Tahun |
30–60 |
Balita |
1 - 3 Tahun |
24–40 |
Anak usia dini |
3 - 6 Tahun |
22–34 |
Anak-anak |
6 - 12 Tahun |
18–30 |
Remaja |
12 - 18 Tahun |
12–16 |
Orang dewasa |
18+ Tahun |
12-20 |
Selain berbentuk angka, ada juga indikator berbentuk gelombang pada monitor yang berguna bagi dokter untuk memantau masalah pernafasan tidak normal, seperti bradipnea, tachypnea, dyspnea, hyperpnea, ataupun apnea.
Monitor pasien di ruang ICU umumnya menampilkan berbagai tanda vital pasien, termasuk suhu tubuh. Untuk mengukur suhu tubuh, biasanya digunakan termometer. Umumnya, suhu tubuh ditampilkan dalam bentuk:
Angka numerik: Suhu tubuh biasanya ditampilkan dalam derajat Celcius (°C) atau Fahrenheit (°F). Angka ini akan menunjukkan suhu tubuh pasien secara langsung.
Grafik: Beberapa monitor menampilkan suhu tubuh dalam bentuk grafik yang menunjukkan perubahan suhu tubuh pasien dari waktu ke waktu. Grafik ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang fluktuasi suhu tubuh.
Dilansir dari situs healthline.com, berikut ini rekomendasi suhu tubuh normal pada manusia.
Umur |
Mulut |
Telinga |
Ketiak |
Dewasa |
96–98°F (35.6–36.7°C) |
97–99°F (36.1–37.2°C) |
95–97°F (35–36.1°C) |
Di atas 65 Tahun |
93–98.6°F (33.9–37°C) |
94–99.6°F (34.4–37.6°C) |
92–97.6°F (33.3–36.4°C) |
Setiap penggunaan jenis monitor dalam ruang ICU, informasi grafik dan angka yang ditampilkan memiliki warna yang berbeda-beda untuk mewakili indikator medis, sehingga bisa lebih mudah dibaca.
Berikut ini berbagai jenis monitor ICU yang umum digunakan di berbagai rumah sakit.
Monitor Tanda Vital: Monitor dasar yang menampilkan tanda vital utama.
Monitor Invasif: Monitor yang dilengkapi dengan sensor yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien untuk pengukuran yang lebih spesifik.
Monitor Multi-Parameter: Monitor yang dapat menampilkan berbagai parameter sekaligus. Contohnya :
Monitor 5 parameter: Memberikan informasi mengenai detak jantung, respirasi, saturasi oksigen, tekanan darah, dan temperatur tubuh pasien.
Monitor 7 parameter: Memberikan informasi mengenai detak jantung, respirasi, saturasi oksigen, tekanan darah, temperatur tubuh, tekanan darah di dalam pembuluh darah, dan karbondioksida pada pernapasan.
Perhatikan Garis: Garis pada monitor menunjukkan perubahan nilai dari waktu ke waktu. Jika garis naik turun dengan cepat atau tidak teratur, itu bisa menjadi tanda adanya masalah.
Perhatikan Angka: Angka yang tertera menunjukkan nilai aktual dari parameter yang diukur. Bandingkan dengan nilai normal untuk mengetahui apakah ada yang tidak beres.
Perhatikan Alarm: Jika ada alarm berbunyi, itu berarti ada parameter yang keluar dari rentang normal dan perlu segera ditangani oleh petugas medis.
Hal yang perlu diingat adalah saat melihat monitor ICU ini memiliki parameter yang berbeda tergantung dengan kondisi dan pengobatan pasien, disarankan untuk bertanya mengenai kondisi pasien kepada dokter atau perawat yang berjaga.
RSIA Kemang Medical Care memiliki ruang ICU dengan fasilitas memadai dan tenaga medis handal serta berpengalaman dalam menangani kondisi pasien gawat darurat.
Untuk Anda yang membutuhkan layanan gawat darurat 24 jam, kami bisa membantu menyediakan ambulance. Segera hubungi kami di 021-788-388-68.