Halo Sahabat KMC, ikut kenali organ tubuh kita yuk.. ternyata tidak hanya pikiran saja yang bisa buntu, tapi organ dalam tubuh kita juga ada yang buntu loh. Pasti sudah sering dengar dengan istilah Usus Buntu ya. Organ ini berupa kantong kecil yang menonjol dari usus besar yang terletak pada bagian kanan bawah perut.
Dilansir dari University Health News Daily (19/8/2021), usus buntu merupakan 1 dari 7 organ vestisial yang dianggap jika tidak dianggap bagian tubuh sekali pun, tidak akan berpengaruh signifikan terhadap manusia. Namun pada hasil riset terkini, usus buntu memiliki suatu jaringan yang berfungsi membawa sel darah putih untuk membantu pertumbuhan bakteri baik dalam usus untuk melawan infeksi.
Terlepas dari fungsinya yang baik untuk tubuh, ternyata usus buntu rentan mengalami peradangan (infalmasi) yang disebut Appendisitis. Penyebab utama peradangan adalah tersumbatnya usus buntu oleh benda kecil dan keras, seperti kotoran, benda asing yang tertelan. Faktor lainnya berupa :
• Infeksi cacing atau parasit
• Cedera di bagian usus
• Kelenjar getah bening yang bengkak pada dinding usus besar
• Jenis makanan tertentu yang dapat memicu peradangan pada saluran cerna, seperti makanan pedas, rendah serat, biji-bijian, makanan cepat saji, mengandung pemanis buatan yang berlebihan, pengolahan daging yang tidak bersih, produk olahan susu.
Ada fakta penting radang usus buntu yang perlu Sahabat KMC ketahui, apa saja itu?
1. Menyerang berbagai usia, baik itu dewasa maupun anak-anak. Paling umum terjadi pada usia 8-25 tahun.
2. Angka pasien usus buntu atau apendisitis di Indonesia terbilang tinggi. Setiap tahun sekitar 700.000 pasien datang ke UGD untuk mengobati penyakit usus buntu. Sekitar 1/3 dari seluruh kasus usus buntu telah mengalami perlubangan / pecah sehingga menimbulkan komplikasi yang berat dan perlu tindakan operasi.
3. Sering tidak dikenali tanda dan gejalanya. Tapi kita dapat mencurigai jika ada tanda berikut :
• Rasa nyeri pada perut bagian kanan bawah (McBurney) yang bersifat mendadak, atau menjalar dan semakin memberat jika merubah posisi tubuh.
• Dapat disertai dengan demam
• Dapat disertai dengan gejala pencernaan seperti : mual, muntah, konstipasi, diare, perut terasa begah.
4. Banyak kasus ditangani dengan tindakan pembedahan/operasi.
Apakah semua usus buntu perlu diangkat melalui tindakan operasi?
Radang usus buntu merupakan kondisi kedaruratan medis yang hampir selalu membutuhkan tindakan bedah. Kondisi akan semakin berat jika usus buntu yang meredang pecah sehingga menginfeksi organ dalam yang lain. Tujuan tindakan bedah adalah mencegah pecahnya usus buntu dan mengangkat sumber infeksi.
Sekarang perkembangan teknologi kesehatan sudah semakin maju. Dahulu, tindakan pengangkatan usus buntu dilakukan dengan operasi terbuka (laparotomi), namun sekarang sudah ada tindakan laparoskopi dengan menggunakan bantuan alat yang di desain agar risiko nyeri, infeksi dan perdarahan jauh berkurang sehingga penyembuhan pun akan semakin cepat.
Tidak semua usus buntu dapat ditangani dengan laparoskopi, karena terdapat syarat dan kondisi yang harus terpenuhi. Oleh karena itu, penting bagi Sahabat KMC sekalian untuk berkonsultasi kepada dokter bedah.
Poliklinik Bedah RSIA Kemang Medical Care melayani konsultasi serta berbagai kondisi yang memerlukan tindakan pembedahan yang memiliki keunggulan tindakan bedah minimal invasive laparoskopi yang meminimalkan sayatan pada kulit sehingga meminimalkan rasa nyeri dan mempercepat masa penyembuhan